Hukum Alam = Sunnatullah

Sastra Fisika Sastrawan Fisika

Alam semesta diciptakan dengan suatu tatanan hukum-hukum yang sudah ditetapkan pada masa-masa awal ia diciptakan. Agama menyebutnya dengan sunnatullah, sedangkan para kaum intelektual menyebutnya dengan hukum alam.

Dalam perkembangannya, alam semesta tetap menjaga kekonsistenan hukum-hukum yang ada padanya. Permasalahan selalu adanya penyempurnaan dari teori yang satu oleh teori yang lainnya hanyalah permasalahan lengkap atau tidaknya teori itu, bukan kaitannya dengan tetap atau berubahnya hukum-hukum yang mengatur alam semesta.



Dalam hukum-hukum tersebut terbuka ruang yang sangat lebar bagi manusia untuk melakukan manipulasi-manipulasi tertentu untuk pengembangan peradabannya. Kata manipulasi disini bukan dalam artian membuat sendiri atau mengubah hukum alam itu, tetapi manipulasi dalam artian memanfaatkan hukum-hukum itu sebagai dasar peningkatan peradabannya.

Sebagai contoh misalnya, dengan memahami prinsip-prinsip hukum Archimedes, manusia mampu membuat kapal laut untuk berbagai kepentingannya,. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar kelistrikan dan terus mengembangkannya, manusia bisa mencapai suatu era dimana komunikasi tidak lagi sepenuhnya memerlukan kabel. Dan masih banyak lagi contoh-contoh lainnya.

Kemudian apabila sedikit lebih mendalam kita renungkan, disamping manfaat-manfaat yang didapat manusia dari manipulasi hukum-hukum yang ada di alam, sebenarnya ada tujuan lain mengapa Tuhan menciptakan alam semesta ini beserta kerumitan dan keindahan tatanan-tatanan hukum yang ada padanya. Tujuan yang sebenarnya lebih fundamental dari hanya sekedar memberi manfaat untuk penghuninya. Dan tujuan yang pada hakekatnya menjadi alasan kenapa semua ini diadakan, yaitu sebagai suatu hujjah/bukti yang kuat bahwa memang Dia-lah yang menciptakan alam semesta ini, walaupun sekali-kali Dia tidak akan pernah menampakkan wujud-Nya yang Maha Agung secara langsung kepada semua penghuni alam yang diciptakan-Nya ini, kecuali hanya kepada orang-orang yang Dia kehendaki.


Wallahu’alaam….

Related Posts: